Jelang Natal dan Tahun Baru, Harga Komoditas di Gresik Meroket Tinggi
Ketidakstabilan harga menjadi buah simalakama bagi masyarakat indonesia. Terlebih para pedagang yang pusing memikirkan harga dan keuntungan yang didapat.
GRESIK | SatuJatim - Kenaikan komoditas pangan menjadi hal yang lazim diperbincangkan oleh masyarakat Gresik di akhir tahun. Sejumlah bahan pokok merangkak naik. Para pedagang keluhkan laju pendapatan yang akan turun.
Ketidakstabilan harga menjadi buah simalakama bagi masyarakat indonesia. Terlebih para pedagang yang pusing memikirkan harga dan keuntungan yang didapat.
Kenaikan paling tinggi ada diberas kualitas super. Yang semula Rp 16.000 menjadi Rp 32.000. Sedang untuk komoditas lain seperti bawang putih sebelumnya seharga Rp 22.000/kg kini naik menjadi Rp 24.000/kg.
Sedangkan bawang merah Rp 29.000 menjadi Rp 32.000. Kemudian harga tomat yang semula 8.000/kg sekarang menjadi Rp 13.000/kg.
Pedagang sembako di Pasar Baru Gresik Rosyidah (40) mengeluhkan harga kenaikan kebutuhan pokok, ditambah lagi isu kenaikan UMK hanya sebesar 3,5%. Ini akan menekan pertumbuhan ekonomi yang berakibat pada keberlanjutan usaha dagang yang dikelola.
"Banyak kebutuhan pokok yang telah naik sejak seminggu lalu. Seperti minyak curah, bawang merah, bawang putih, beras super, cabai besar, tomat dan telur. Lonjakan harga rata-rata berkisar Rp 2 ribu hingga Rp 4 ribu rupiah," ungkapnya, Selasa (20/12/22).
Hal ini tentu sangat berpengaruh hebat pada keuntungan yang diperoleh. Pasalnya ia harus menekan angka harga sekaligus memikirkan upaya yang pas dalam melakukan pengelolaan kios miliknya.
"Saya bingung harus berbuat apa. Ini juga berpengaruh pada pendapatan," tambahnya.
Penyebab kenaikan ini diakibatkan cuaca yang tidak menentu. Bencana banjir menjadi tamu agung yang datang beberapa bulan terakhir.
Kenaikan Bahan Bakar Minyak(BBM) juga berpengaruh besar terhadap perekonomian masyarakat Gresik. (ovi/aam)
What's Your Reaction?