Lamongan Duduki 10 Besar Penderita Retinopati Diabetik di Jatim
jumlah penderita retinopati diabetik pada tahun 2020 jumlah mencapai 21.633 orang. Kemudian pada 2021 mengalami peningkatkan yakni mencapai 22.580 orang.

Lamongan | SatuJatim - Kabupaten Lamongan menjadi daerah peringkat nomor ke 10 penderita retinopati diabetik di Provinsi Jatim. Penyakit ini merupakan gangguan penglihatan akibat komplikasi diabetes melitus, yang menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di Retina mata.
Adapun jumlah penderita retinopati diabetik pada tahun 2020 jumlah mencapai 21.633 orang. Kemudian pada 2021 mengalami peningkatkan yakni mencapai 22.580 orang.
"Lamongan masuk di urutan 10 besar di Jatim jumlah penderita retinopati diabetik," jelas Kepala Budang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Lamongan, dr. Nur Indra Sani, Rabu (9/11/2022).
Rata-rata penderita Diabetes di Lamongan berada di rentang usia 55 tahun hingga 59 tahun. Sementara untuk mencegah meluasnya penyakit tersebut, Dinkes Lamongan melakukan beberapa upaya diantaranya rutin melakukan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) mengadakan Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu), penguatan PIS-PK ( Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga) serta penguatan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Terpisah, Penanggung Jawab Klinik Mata KMU Lamongan, dr. Irma Suryani mengatakan, data di kliniknya pada periode Agustus hingga Oktober 2022, sudah ada ratusan pasien mengalami gangguan pada Retina.
Dokter Spesialis Mata ini mengatakan, rata-rata pasien yang mengalami gangguan penglihatan karena diabetes ini berusia 54 tahun. Bahkan penderita Retinopati Diabetik ini sudah menyasar pada usia muda.
“Tepatnya 192 pasien di KMU Lamongan menderita Retinopati Diabetik yang terjadi karena Diabetes Mellitus yang diderita. Dan Retinopati ini masuk dalam 10 besar keluhan tertinggi di KMU Lamongan bahkan pasien ini menyerang orang di usia ke 27," kata Irma.
Irma menjelaskan, pencegahan gangguan penglihatan ini bisa dilakukan sejak usia muda, apalagi untuk orang-orang yang menderita dibatees atau dengan Riwayat keluarga Diabetes.
"Semakin cepat atau semakin dini penanganan dilakukan, maka semakin menurunkan risiko kebutaan akibat Retinopati Diabetik ini sendiri. Pasien diabetes yang menderita gangguan penglihatan ini datang dengan gejala seperti penglihatan menurun secara bertahap, adanya floaters (noda hitam melayang pada penglihatan), dan penglihatan berbayang," kata Irma.
Selain Retinopati Diabetik, ada beberapa gangguan mata lain yang berisiko untuk penderita Diabetes, seperti Glaukoma, hingga Katarak. "Karena itu, pemeriksaan mata rutin pada anak muda, apalagi dengan keluarga Riwayat Diabetes juga sangat penting. Penderita diabet idealnya rutin memeriksakan mata 6 bulan atau setahun sekali. sehingga kalau ada masalah pada mata, bisa segera ditangani, sebelum parah," pungkasnya.
What's Your Reaction?






